Powered By Blogger

Kamis, 29 Maret 2012

Tanah Abang

Kompleks Pasar Tanah Abang merupakan salah satu objek sejarah di Ibukota. Mengutip buku 250 Tahun Pasar Tanah Abang yang diterbitkan PD Pasar Jaya pada 1982, Tanah Abang tidak terlepas dari sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal nama Tanah Abang, karena belum ada sumber sejarah tertulis mengenai penemuan nama tersebut. Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau abang dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan ketika itu. Tingginya aktivitas ekonomi di kawasan itu mendorong Justinus Vinck, seorang pengusaha sukses, mulai membangun Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltevreden, yang kemudian dikenal dengan Pasar Senen pada 1735. Bangunan awal Pasar Tanah Abang sangat sederhana, bilik-bilik dibuat dari bambu. Seiring perkembangan zaman, perbaikan dan peremajaan terus dilakukan. Peremajaan terakhir dilakukan pada 1975.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi  dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.

Sejarah Tanah Abang 

Sejarah Pasar Tanah Abang

Sejarah Pasar Tanah Abang
Pusat Grosir Metro Tanah Abang. Siapa yang tidak kenal Pasar Tanah Abang yang terletak di Jln KH Mas Mansyur Jakarta ? Terkenalnya Pasar Tanah Abang tidak hanya di Jakarta, tetapi juga luar kota Jakarta, Luar Pulau Jawa bahkan luar negeri mengenalnya sebagai pusat grosir tekstil & pakaian di jaman dahulu sampai sekarang.
Pasar Tanah Abang dikenal sebagai pasar modern perdagangan tekstil yang paling besar di Indonesia.
Sebelum menjadi Pasar Grosir Tanah Abang yang modern, nama Tanah Abang mulai disebut pada abad ke 17, yaitu pada waktu kota Batavia diserang oleh tentara Mataram, tahun 1628 tentara Matarammengepung Batavia dari seluruh penjuru dan menggunakan Tanah Abangsebagai pangkalan, yang merupakan tanah berbukit dan di sekitarnya banyak di genangan rawa. Dari tanahnya yang merah atau Abang dalam bahasa Jawa, maka lahirlah nama Tanah Abang yang berarti Tanah Merah.

Wilayah Tanah Abang pada waktu itu merupakan daerah perkebunan teh, kacang,  jahe,  melati,  sirih, dan lain-lain, yang sampai saat inidijadikan nama suatu pemukiman di Jakarta Pusat.

Pada tanggal 30 Agustus 1735, seorang belanda yang kaya raya bernamaJustinus Vinck mendapat izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patram membangun pasar yaitu  Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen (dulu bernama Weltervreden). Dalam surat izin tersebut, Pasar Weltervreden hari pasarnya adalah, hari sabtu . Pasar Senen khususnya menjual sayur-mayur dan pasar Tanah Abang menjual tekstil serta klontong.

Pada 1740, setelah 5 tahun berdirinya pasarTanahAbang, pasar itu terbakar seiring dengan insiden pembantaian orang-orang Cina. Pasar kembali dibangun pada 1881. Saat itu, hari pasar yang semula Sabtu ditambah menjadi Rabu sehingga buka dua kali seminggu. Perbaikan terus dilakukan. Pada 1926, bangunan pasar menjadi tiga los panjang dengan dinding bata dan beratap genteng.

Di saat Gubernur Ali Sadikin, sekitar tahun 1972, pasar dibangun tiga lantai yang terdiri 4 blok dan ber-AC. Kemudian pada awal 1990 kembali diremajakan setelah terjadi kebakaran besar di pasar tersebut.

Tahun 2002, terdapat 7.546 buah tempat usaha dengan jumlah pedagang 4.648 orang. Menempati areal 82.386,5 meter persegi, bangunan Pasar Tanah Abang dibagi enam blokA-F.

Tapi sekarang ini Pasar Tanah Abang lebih dikenal sebagai Pusat Grosir selain kain, juga pusat grosir pakaian wanita, pria & anak, grosir busana muslim, grosir baju fashion import & kebaya, grosir sprei, grosir tas wanita, grosir mukena dan masih banyak macam produk lainnya.

Perkembangan beberapa tahun ini oleh pemda Jakarta dibangunlah dan di modernisasi Pasar Tanah Abang menjadi gedung perbelanjaan bertingkat 10 yang mewah dan modern serta nyaman yang dilengkapi air conditioner yang menjadikan pelanggan semakin betah berlama-lama belanja di Tanah Abang. Dengan jumlah kios yang lebih dari 10.000 dan suasana gedung Pasar Tanah Abang kini sudah jauh lebih modern dan nyaman.

Wawancara di Tanah Abang.


Saya      : Selamat siang bu.. ?   
ibu tur    : iyaa selamat siang nak.
Saya      : sebelumnya saya boleh tau nama ibu? Nama ibu siapa?           
Ibu tur    :owhh iya, nama ibu Turinem.
Saya      : Ibu tinggal dimana bu?
Ibu Tur   : ibu tinggal di Cakung nak.
Saya       : owhh jauh juga ya bu, koq ibu bisa dateng ke Tanah abang bu?
Ibu Tur    : iya nak, ibu ada keperluan , ibu dateng ke Tanah abang  untuk beli kebaya buat perkawianan anak ibu.
Saya        : yang ibu ketahui tentang tanah abang ini apa bu?
Ibu Tur    : tanah abang itu kan pusat grosir de, terus barang yang di jual juga murah-murah de. Cuma itu yang ibu tau de.
Saya        : emmhh, kan setiap lantai ada berbagai macam kebutuhan ya bu kalo tempat kebaya yang ibu beli itu di lantai berapa bu?
Ibu Tur    : ibu beli Kebaya di lantai Lg, di lantai Lg itu terdapat Baju Anak yaitu stelan, muslim, atasan, dress, batik,kebaya dan kios-kios .
Saya        : pendapat ibu dengan adanya tanah abang ini gimana?
Ibu Tur    : ya sangat membantu sekali nak, di bandingkan dengan pusat grosir yang lain di sini lebih murah. dan lebih mudah mencari apa yang mau kita beli karena di setiap lantai terdapat berbagai produk sesuai dengan jenisnya.
Saya         : oke deh bu. terimakasih atas waktunya. maaf ya bu dah ngerepotin. Terima kasih ya bu.
Ibu Tur     : iyaa sama-sama de.